Sinema elektronik atau SINETRON adalah istilah untuk serial drama bersambung yang disiarkan stasiun televisi. sinetron merupakan suguhan rutin di layar telivisi kita yang semuanya memberikan suguhan konflik yang terkadang sudah tidak masuk akal manusia lagi, hingga membuat yang menonton menjadi geram. Namun, Kegeraman penonton bukan berarti akan membuat penonton menjauh atau tidak lagi menonton sinetron, bahkan sebaliknya, yang menonton seakan kecanduan dan tidak sabar menunggu episode selanjutnya.
Miris hati ketika di antara penikmat sinetron turut bergabung anak-anak kecil yang sebenarnya masih belum cukup umur dan belum cukup mampu untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, yang bisa dilakukan anak-anak ketika menonton sinetron kesukaannya adalah meniru semua yang ia lihat apalagi jika dalam sinetron tersebut ada artis yang di idolakannya, anak-anak akan cendrung menirukan apa yang dilakukan oleh artis idolanya tersebut tanpa tau dampak dan akibat yang akan ditimbilkan setelahnya.
Sinetron juga berperan dalam pengikisan akhlak terhadap penontonnya baik Orang tua, remaja terlebih lagi anak-anak, yang bisa kita lihat adalah anak-anak yang dewasa sebelum waktunya karna disuguhkan tontonan-tontonan yang tidak layak di tonton oleh usia anak-anak, selain itu anak juga akan memiliki watak yang keras, jiwa yang pemberontak serta sulit berkonsentrasi, yang lebih parah lagi anak-anak akan sering berkhayal untuk hidup serba mewah karna sinetron biasanya mengisahkan kehidupan orang-orang kaya yang memiliki segalanya. Dari sisi psikologis ( Kejiwaan ) bahwa anak-anak akan menjadi sangat cemas dan tertekan jika mereka menonton cuplikan dramatis yang ada di dalam sinetron. yang lebih menyedihkan lagi menurut data dari komnas perlindungan anak (KPA), banyak orang tua yang mengadu kepada KPA, bahwa anaknya mencoba bunuh diri yang dilatar belakangi berbagai tayangan kekerasan di televisi tanpa pengawasan dan bimbingan orang tua.
Banyak diantara orang tua tidak menyadari bahkan cendrung membiarkan anaknya untuk menonton tontonan yang tidak layak tersebut, karna biasanya orang tua menyukai sinetron yang di tayangkan. tentu ini menjadi momok yang menakutkan unutk masa depan anak. coba bayangkan bagaimana jadinya anak anak kita kalau setiap saat disuguhi tontonan yang tidak bermanfaat dan cendrung merusak akhlak.
Dalam hal ini orang tualah yang menjadi pengawas utama bagi anak. orang tua hendaknya mendampingi anak dalam memilih tonotnan dan hiburan, arahkan anak anda kedalam tontonan yang mendidik dan mengarahkan anak pada kreativitas, karena masa kanak-kanak adalah masa dimana otak mencapai masa keemasannya, alangkah ruginya jika kita merusak masa keemasan otak anak dengan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya.
Kita tentu sulit untuk menghentikan laju produksi sinetron yang semakin banyak. yang perlu kita lakukan adalah terus mengawasi dan membimbing anak agar anak tidak menonton tayangan yang tidak sesuai dengan usianya, karena dalam jangka panjang ini tentu akan mempengaruhi pola pikir anak tersebut yang akan mempengaruhi masa depan anak. anak adalah generasi penerus bangsa yang kelak akan memimpin bangsa ini, tapi coba kita bayangkan bagaimana mungkin kita bisa menjadikan anak pemimpin di masa depan jika akhlak dan pola pikir anak sudah buruk.
Harapan kita selanjutnya adalah semoga pelaku produksi pertelevisian mampu membuat tontonan tontonan yang lebih baik dan berkualitas, dan semoga pemerintah ikut memfilter tayangan yang tidak berbobot untuk generasi penerus bangsa, dan kita akan terus menunggu langkah nyata pemerintah dan semua pihak yang perduli terhadap nasib anak-anak dan nasib bangsa kita di masa depan.
Penulis :
Sri Rahayu
Twitter : @sicuicui
Facebook : Sri Rahayu